Template by:
Free Blog Templates

Welcome To IT WORLD XI IPS 1

Sabtu, 06 Maret 2010

Rumor Ponsel PlayStation Merebak Lagi

Jakarta - Sony masih bungkam dan menolak berkomentar soal ponsel PlayStation. Begitu juga dengan kabar pihaknya akan membuat perangkat tablet ala iPad.

Rumor akan adanya ponsel PlayStation mulai mencuat lagi setelah Wall Street Journal (WSJ) memberitakannya. Mengutip sumber-sumber 'yang dekat dengan hal itu' WSJ menuliskan akan adanya dua gadget baru dari Sony.

Pertama, sebut WSJ, akan ada ponsel yang mampu memainkan game-game sekelas game PlayStation pertama. Perangkat ini akan dikembangkan lewat Sony Ericsson.

Kedua, Sony disebut-sebut akan membuat perangkat serba bisa ala tablet. Perangkat ini akan menjadi silangan antara netbook, pembaca buku digital dan mesin game.

Seperti dikutip detikINET dari Gearlog, Sabtu (6/3/2010), pihak Sony rupanya masih bungkam soal kedua rumor itu.

"Bukan bagian dari strategi kami untuk mendiskusikan produk atau rencana bisnis yang akan datang sebelum adanya pengumuman resmi. Semua laporan di media yang menampilkan detil produk atau bisnis itu adalah spekulasi," sebut pernyataan resmi Sony.

Jika memang muncul kelak, akankah ponsel PlayStation menarik perhatian pengguna? Apalagi mengingat PlayStation Portable (PSP) Go yang masih harus 'berjuang' di pasaran.

Read More

Para Programmer Bergabunglah ke Apps Store!

 



BANDUNG, KOMPAS.com Makin canggihnya teknologi mobile broadband menyebabkan pula tumbuhnya pasar program aplikasi. Para pengembang program aplikasi biasanya bukanlah perusahaan, namun perorangan. Sayangnya, ketika berjuang sendirian, mereka tak bisa maksimal meraup keuntungan.
Padahal, potensi lapangan kerja di bidang ini tak boleh dianggap sepele. Inovasi applications store, seperti Apple Apps Store, Google Android Market dan Nokia Ovi Store, sebenarnya bisa membantu mereka.
Dalam perkembangannya, Head of VAS dan SDP Solutions Ericsson Indonesia Hindra Irawan mengatakan, toko online aplikasi macam itu mampu mendongkrak penghasilan pengembang aplikasi berkali lipat.
"Misalnya saja, dia (pengembang aplikasi) pasang sendiri di webnya. Paling banyak hanya 100 download per hari. Kalau satu download sama dengan USD 1 maka dia dapat USD 100. Kalau bergabung dengan application store, sehari bisa sampai 700 download!" tuturnya di Technology Corner Ericsson Indonesia di Hotel Sheraton Bandung, Jumat (5/3/2010) malam.
Apple sendiri menerapkan sistem 30-70 dalam pembagian hasil penjualan aplikasi di Aps Store-nya. Angka maksimal diberikan kepada pengembang program. Dengan demikian, area ini bisa menjadi lapangan kerja yang menjanjikan. Pengembang aplikasi benar-benar diberi kemudahan. "It's a big economy," tegas Hindra.

Di Indonesia, bahkan Asia, hal ini belum menjadi perhatian serius. Pengembang aplikasi masih harus berjuang sendiri memikirkan pengembangan program, pemasaran hingga server untuk menjamin pasar mengunduh dengan lancar. Kalaupun ada toko aplikasi yang berkembang cuma memberikan porsi 20-30 persen bagi pengembangnya.
Merespon ini, Hindra mengatakan Ericsson sedang berupaya membangun toko aplikasi online semacam Apps Store. Tak tanggung-tanggung, Asia akan menjadi perhatian khusus. Peluncuran perdananya sendiri sudah dilakukan dalam ajang GSMA Mobile World Congress di Barcelona.
Tak hanya aplikasi tentunya, Hindra mengatakan bisnis bisa meluas hingga penjualan suvenir, seperti kaus dan topi yang berkaitan dengan aplikasi terkenal.

Read More

Penerapan Teknologi 4G/LTE Terkendala Frekuensi

BANDUNG, KOMPAS.com Jika kini kita mengenal teknologi broadband 3G, sebentar lagi era teknologi Long Term Evolution (LTE) atau yang akan sering disebut 4G akan datang. Kecepatan tinggi dalam berselancar di internet, video call, hingga aplikasi internet di berbagai device dengan lancar bukan impian lagi.

LTE adalah teknologi mobile broadband dengan kecepatan rata-rata 20-40 Mbps dan maksimum 150 Mbps. Teknologi ini akan menjadi teknologi mobile broadband terakhir setelah HSPA Evolution yang kita kenal sekarang ini. Indra dari Ericsson Indonesia mengatakan teknologi LTE memang catatan kecepatannya tidak jauh berbeda dengan teknologi HSPA+ yang berkecepatan sampai 21 Mbps.

"Memang enggak jauh berbeda tapi lebih efisien karena yang 21 Mbps itu susah dicari networknya," tuturnya di Technology Corner Ericsson Indonesia di Hotel Sheraton Bandung, Jumat (5/3/2010).

Tak hanya bagi pengguna, teknologi ini juga menguntungkan bagi operator karena LTE seperti jalan tol yang mampu memuat apa saja program dan aplikasi yang ada untuk disampaikan kepada pengguna. Dengan sekali investasi, hasil yang diperoleh berkualitas tinggi dan efisien. "Kalau sudah 4G, apapun aplikasi bisa kita masukkan," tegas Customer Technology Director Ericsson Indonesia Ronni Nurmal.

Ronni menambahkan peluang penggunaan IPTV, serta aplikasi seperti internet banking dan telemedicine akan makin mudah dan cepat.

Masih Terkendala
Saat ini, Ericsson sudah menandatangani kontrak dengan enam operator telepon seluler di dunia untuk LTE, yaitu AT&T, Verizon dan MetroPCS dari Amerika Serikat, Teliasonera dari Norwegia dan Swedia serta DoCoMo dari Jepang.

Di Indonesia sendiri pemerintah menargetkan implementasi telekomunikasi 4G pada tahun 2013. Namun, harapannya masih samar karena frekuensi area 4G sudah dijual pemerintah kepada sejumlah televisi berlangganan.

"Kalau benar-benar mau diimplementasikan, Depkominfo harus menata ulang frekuensi. Televisi berlangganan juga pasti tak mungkin mau begitu saja karena mereka sudah bayar mahal," tutur Core and IMS Ericsson Indonesia Sigit Priyanggoro.
Read More

Wow, Diprediksi Ada 50 Milyar Koneksi di 2020!

 

BANDUNG, KOMPAS.com - Berkembangnya teknologi informasi semakin memudahkan manusia dalam mengakses informasi. Misalnya, makna istilah yang baru atau asing bagi seseorang dapat mudah ditemukan hanya dengan mengetikkan rangkaian hurufnya di search engine. Internet menjadi konsumsi yang tak terelakkan. Diperkirakan, pada tahun 2020 ada 50 miliar koneksi yang akan tercipta.
Customer Technology Director Ronni Nurmal mengatakan angka signifikan ini bukan soal pertambahan jumlah penduduk atau manusia namun setiap orang akan memiliki sejumlah koneksi khusus dalam kehidupannya.
"Misalnya, satu orang punya koneksi komunikasi melalui mobile phone, dari teknologi yang sama dia bisa mengontrol pintu dan lampu di rumahnya dari mana saja," tuturnya Media Workshop Ericsson dan Gathering di Hotel Sheraton Bandung, Jumat (5/3/2010).
Selain bisa mengontrol rumahnya melalui koneksi internet, orang juga akan tertolong untuk mengelola bisnisnya dengan lebih efisien dan bisa bertahan dengan metode baru menjaga keselamatan dan keamanan.
Ronni menekankan capaian 50 miliar koneksi itu bukan mimpi karena pada tahun 2010 saja tercatat sudah ada 7.5 miliar koneksi. Bayangkan saja, setiap orang sekarang tidak hanya memiliki satu subscribtion, misalnya satu nomor mobile phone. Paling tidak, satu orang memiliki dua nomor yang terkoneksi dengan jaringan. Dari jaringan itu, mereka menggunakan berbagai koneksi, misalnya internet banking atau home office.
Sementara itu, di masa depan, metode telemedicine juga akan membuat target semakin riil untuk dicapai. Dengan telemedicine, kondisi kesehatan bisa dipantau dan diawasi oleh dokter melalui online karena riwayat kesehatannya tercatat rapi.

Untuk mewujudkannya, Ronni menambahkan butuh jalan tol untuk menampung segala aplikasi yang dibutuhkan di berbagai macam koneksi. Teknologi mobile broadband Long Term Evolution (LTE) atau yang dikenal dengan 4G menjadi solusinya.
Di sejumlah negara, pengembangannya serius. Di Indonesia, perwujudannya masih jauh dari harapan jika pemerintah tidak berkeinginan segera melakukan pengaturan.




Read More

Google Ramalkan Masa Suram Komputer Desktop


Jakarta - Keberadaan komputer desktop diramalkan bakal menjadi sesuatu yang tidak relevan lagi di masa mendatang. Ramalan tersebut datang dari Google yang percaya bahwa keberadaan komputer desktop akan digusur oleh piranti mobile.

Diperkirakan, hal itu akan terjadi sekitar 3 tahun ke depan. Bos Google Eropa, John Herlihy berujar bahwa komputer desktop akan menyerah pada kemunculan ponsel-ponsel pintar yang selama ini berperan penting dalam misi Google untuk menyebarkan informasi pada dunia.

"Di Jepang, sebagian besar penelitian yang dilakukan mengarah pada smartphone, bukan PC," ujar Herlihy di konferensi Digital Landscapes seperti yang dikutip detikINET dari Silicon Republic, Jumat (5/3/2010).

Ditambahkannya, perangkat mobile telah membuat informasi apapun lebih mudah diakses. Dan orang-orang akan berpaling ke layar ponsel mereka dalam mengkonsumsi informasi dan hiburan.

Ditambah lagi, kemampuan smartphone semakin mumpuni dengan keahliannya dalam mengoperasikan berbagai macam aplikasi.
Read More

Microsoft: Jangan Tekan F1 Saat Browsing

Jakarta - Microsoft menemukan sebuah kelemahan pada piranti lunaknya. Demi mencegah celah ini dimanfaatkan, raksasa asal Redmond itu pun menganjurkan penggunanya untuk tidak menekan F1 saat melakukan browsing situs internet.

Seperti dikutip detikINET dari Microsoft Security Advisory, Rabu (3/3/2010), sebuah kelemahan telah ditemukan pada VBScript. Tepatnya, kelemahan ini akan berpengaruh pada komputer yang menjalankan Windows XP dan browser Internet Explorer (IE).

Kelemahan ini bisa dieksploitasi ketika pengguna menekan tombol F1. Tombol itu biasanya digunakan untuk memanggil fungsi bantuan (Help Menu) pada aplikasi Windows.

"Jika sebuah situs jahat menampilkan Dialog Box yang dibuat khusus dan pengguna menekan F1, sebuah kode jahat bisa dijalankan di komputer pengguna sesuai dengan otoritas pengguna tersebut," demikian peringatan dari Microsoft.

Nah, beberapa cara ditawarkan Microsoft untuk mencegah kelemahan ini menyerang komputer:

* Jangan menekan F1 saat diminta oleh situs tertentu
* Matikan akses ke Windows Help
* Ubah aturan pengamanan IE menjadi 'High' untuk memblokir ActiveX
* Atur IE agar memberi peringatan saat hendak menjalankan ActiveX


Sekali lagi, celah ini berpengaruh pada komputer yang menjalankan browser Internet Explorer pada sistem operasi Microsoft Windows XP. Pengguna sistem operasi atau piranti lunak browser lain tak akan terpengaruh.


Sumber

Read More

Rabu, 03 Maret 2010

Microsoft 'Sulap' Kulit Manusia Jadi Layar Sentuh

Washington - Di masa depan, tak menutup kemungkinan manusia hanya perlu menekan telapak tangan atau lengannya sendiri untuk melakukan panggilan di ponsel. Cikal bakalnya sekarang sudah ada, yakni teknologi yang dinamakan Skinput.

Skinput (Skin Input) yang dikembangkan Microsoft bersama Carnegie Mellon University di Amerika Serikat ini, memungkinkan kulit manusia dijadikan media touchscreen atau layar sentuh untuk menavigasi gadget.

Perangkat Skinput yang dikaitkan di lengan pengguna, mampu mendeteksi level suara yang terjadi kala kulit ditekan, sehingga mampu membedakan perintah yang diberikan. Sebuah proyektor mungil menampilkan layar di kulit pengguna.

Prototipe Skinput ini menggunakan teknologi nirkabel untuk mentransfer komando ke perangkat tertentu, misalnya ponsel, iPod sampai komputer.

Saat ini, seperti detikINET kutip dari DailyMail, Rabu (3/3/2010), Skinput bisa digunakan untuk mendeteksi lima lokasi input dengan akurasi 95,5 persen.

Namun teknologi ini masih dalam awal perkembangan. Sebanyak 20 relawan saat ini baru mengujicobanya, semuanya dilaporkan puas dengan kemudahan navigasi Skinput. Tampaknya Skinput termasuk teknologi yang cukup menjanjikan


Sumber
Read More